Cara Mudah Menghitung Harga Pokok
Penjualan Sekaligus Alurnya
Penjelasan:
Dari bagan di atas
jelas terlihat bahwa, alur penghitungan “Harga Pokok Penjualan” perusahaan
manufaktur melalui 4 tahapan, mengikuti alur produksi, yang terdiri dari:
·
Tahap-1. Perhitungan
“Bahan Baku Yang Digunakan”
·
Tahap-2. Perhitungan
“Total Biaya Produksi”
·
Tahap-3. Perhitungan
“Harga Pokok Produksi”
·
Tahap-4. Pergitungan
“Harga Pokok Penjualan”
Berikut adalah
penjelasan lebih rincinya:
Tahap-1. Perhitungan BAHAN BAKU YANG DIGUNAKAN:
Saldo Awal Persediaan Bahan Baku – Yang dimaksud dengan “saldo awal persediaan bahan baku”
adalah total nilai persediaan bahan baku di awal periode yang dihitung (awal
bulan untuk bulanan dan awal tahun untuk tahunan). Saldo awal periode yang
dihitung sama dengan saldo akhir periode sebelumnya yang secara global bisa
dilihat di Neraca, sedangkan per jenis bahan baku bisa dilihat di buku
persediaan (inventory ledger) dan kartu stock. Cakupan “bahan baku” dalam hal
ini termasuk: bahan penolong/pembantu/apapun namanya.
Pembelian Bahan Baku –
Yang dimaksud dengan “pembelian bahan baku” dalam hal ini adalah total
pembelian bahan baku (termasuk bahan penolong) NETO selama periode yang
dihitung. Misalnya: “Perhitungan HPP untuk bulan Juni 2012”, berarti total
pembelian bahan baku dari 1 s/d 30 Juni 2012. Jika “Perhitungan HPP untuk Tahun
2012”, berarti total pembelian bahan baku dari 1 Januari s/d 31 Desember 2012.
Bisa dilihat di buku besar persediaan. Dan “NETO” dalam hal ini artinya: sudah
memperhitungkan pengurangan dan penambahan akibat adanya discount, rabat, dan
retur.
Saldo Akhir Persediaan Bahan Baku – Yang dimaksud dengan “saldo akhir persediaan bahan baku”
adalah total nilai persediaan bahan baku (yang tersisa) pada akhir periode yang
dihitung—setelah dilakukan penghitungan fisik dan penyesuaian-penyesuaian.
Bahan Baku yang Digunakan –
Yang dimaksud dengan “bahan baku yang digunakan” dalam hal ini adalah total
bahan baku yang diolah (diproduksi) untuk menghasilkan produk yang diinginkan.
Angka ini (Rp 67,000 dalam contoh) diperoleh dengan menggunakan formula
perhitungan seperti yang terlihat pada bagan: saldo awal persediaan bahan baku
+ pembelian bahan baku – saldo akhir persediaan bahan.
Tahap-2. Perhitungan TOTAL BIAYA PRODUKSI
Bahan Baku yang Digunakan –
Ini pindahan dari perhitungan tahap-1
Biaya Tenaga Kerja Langsung – Yang dimaksud dengan “biaya tenaga kerja langsung”
adalah total upah karyawan/buruh yang pekerjaannya berimplikasi langsung
terhadap volume output produk yang dihasilkan. Angkanya bisa dilihat dari
daftar pembayaran gaji untuk karyawan yang masuk dalam kelompok “tenaga kerja
langsung”. Yang masuk dalam kelompok tenaga kerja langsung adalah pegawai yang
dibayar berdasarkan jumlah jam kerja (yang ada rate per jamnya) atau
berdasarkan volume pekejaan yang diselesaikan (biasa disebut borongan).
Sedangkan pegawai bagian produksi di luar kriteria itu, tidak ikut dihitung.
Overhead Produksi – Overhead ini
sering menjadi sumber kebingungan dan simpang-siur. Begini saja, yang dimaksud
dengan “overhead produksi” adalah segala biaya yang berhubungan dengan
aktivitas produksi SELAIN bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung (lihat
bahan penjelasan mengenai bahan baku di tahap-1). Termasuk dalam kelompok ini
adalah biaya yang timbul dari aktivitas packaging, pengiriman barang, biaya pemeliharaan
mesin dan peralatan, biaya pemeliharaan gedung pabrik dan gudang, penyusutan
mesin dan peralatan, penyusutan gedung pabrik dan gudang.
Total Biaya Produksi –
Yang dimaksud dengan “total biaya produksi” dalam hal ini adalah semua biaya
yang timbul akibat aktivitas produksi yang berlangsung selama periode yang
dihitung—termasuk bahan baku yang digunakan (itu sebabnya mengapa “biaya bahan
baku yang digunakan” dari perhitungan tahap-1 diikutsertakan) ditambah biaya
tenaga kerja langsung dan overhead produksi.
Note: Sampai pada tahap ini, perhitungan telah mencerminkan segala
biaya/cost yang timbul dari aktivitas produksi selama periode yang dihitung,
TETAPI belum mengikutsertakan penggunaan “persediaan barang dalam proses” yang
merupakan SISA (saldo akhir) periode sebelumnya. Itu sebabnya mengapa hasil
perhitungan sampai pada tahap-2 ini disebut “Biaya produksi” saja—BELUM
disebut Harga Pokok Produksi. Lanjut ke tahap-3…
Tahap-3. Perhitungan HARGA POKOK PRODUKSI
Total Biaya Produksi –
Ini pindahan dari perhitungan tahap-2 (baca note di tahap-1)
Saldo Awal Persediaan Barang Dalam Proses – Yang dimaksud dengan “saldo awal persediaan barang dalam
proses” adalah total nilai persediaan barang dalam proses di awal periode yang
dihitung. Saldo awal periode yang dihitung sama dengan saldo akhir periode
sebelumnya yang secara global bisa dilihat di Neraca, sedangkan rincian per
item/jenis barang bisa dilihat di buku persediaan (inventory ledger) persediaan
barang dalam proses.
Saldo Akhir Persediaan Barang Dalam Proses – Yang dimaksud dengan “saldo akhir persediaan barang
dalam proses” adalah total nilai persediaan barang dalam proses (yang tersisa)
pada akhir periode yang dihitung—setelah dilakukan penghitungan fisik dan
penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan.
Harga Pokok Produksi –
Yang dimaksud denga “harga pokok produksi” adalah segala biaya/cost yang timbul
dari aktivitas produksi pada masa yang dihitung (itu sebabnya mengapa total
biaya produksi dari hasil perhitungan tahap-2 diikutsertakan) ditambah dengan
saldo awal persediaan barang dalam proses, lalu dikurangi saldo akhirnya.
Note: Ketiga tahap (dari tahap-1 s/d tahap-3) ini sudah mewakili
semua biaya/cost yang timbul dari aktivitas suatu proses manufaktur (pabrikan).
Dengan kata lain, mencerminkan semua biaya/cost yang timbul akibat proses
pengolahan dari bahan baku menjadi barang yang siap untuk dijual. Kasarannya,
angka ini mewakili nilai persediaan barang jadi yang berhasil dibuat selama
periode yang dihitung. TETAPI belum mengikutsertakan penggunaan persediaan
barang jadi SISA dari periode sebelumnya. Itu sebabnya mengapa hasil perhitungan
sampai tahap-3 ini disebut “Harga Pokok Produksi” saja—BELUM disebut
Harga Pokok Penjualan. (Untuk menentukan HARGA POKOK PRODUKSI SATUAN,
perhitungan dibuat ditahap ini dengan cara membagi total nilai harga pokok
produksi dengan jumlah output produk yang dihasilkan selama periode tersebut,
dibuat per jenis/item produk.)
Tahap-4. Pergitungan HARGA POKOK PENJUALAN (HPP)
Harga Pokok Produksi –
Ini pindahan dari perhitungan tahap-3 (baca note di tahap-3)
Saldo Awal Persediaan Barang Jadi – Yang dimaksud dengan “saldo awal persediaan barang jadi”
adalah total nilai persediaa barang jadi di awal periode yang dihitung. Saldo
awal periode yang dihitung sama dengan saldo akhir periode sebelumnya yang
secara global bisa dilihat di Neraca, sedangkan rincian per jenis/item barang
bisa dilihat di buku persediaan (inventory ledger) barang jadi dan kartu stock.
Barang Tersedia Untuk Dijual – Yang dimaksud dengan “barang tersedia untuk dijual”
adalah total nilai persediaan barang jadi—yaitu: barang jadi yang dihasilkan
selama periode yang dihitung ditambah dengan saldo awal persediaan barang jadi
(alias sisa barang jadi dari periode sebelumnya)—yang tersedia atau siap untuk
dijual.
Saldo Akhir Persediaan Barang Jadi – Yang dimaksud dengan “saldo akhir barang jadi” adalah
nilai persediaan barang jadi (yang tersisa) di akhir periode yang
dihitung—tentunya setelah melalui penghitungan fisik dan rekonsiliasi (antara
fisik barang dan catatan), serta adjustments yang diperlukan telah dimasukan.
Harga Pokok Penjualan (HPP) – Inilah hasil (angka) yang diperoleh diujung alur
proses—setelah melalui empat tahap penghitungan—untuk menentukan harga pokok
penjualan perusahaan manufaktur.
Tentu ini bukan panduan yang komprehensif, tetapi saya berharap
ini bisa menjadi panduan awal yang bisa membantu pembaca untuk memahami alur
penghitungan harga pokok penjualan (HPP) dengan lebih mudah. Untuk panduan yang
lebih komprehensif silahkan baca kembali buku-buku akuntansi manajemen dan
akuntansi biaya.
Sumber : http://jurnalakuntansikeuangan.com/2012/06/cara-mudah-menghitung-harga-pokok-penjualan-sekaligus-alurnya/
Supported by
KANTOR
AKUNTAN PUBLIK (KAP) KUNCARA
Contact Person :
Jl. Godean km 5,
Yogyakarta, Indonesia 55284
Telp/fax: (0274) 5305200
Hp : 081 704 300 91,
Pin BB : 7EC77DFD
Web : www.kapkuncara.com
Comments
Post a Comment